Jumat, 06 Januari 2012

Laporan akustik kelompok 2

                                                                                                                                                      I.            PENDAHULUAN
1.1.            Latar Belakang
            Sekolah Usaha Perikanan Menengah Negeri Tegal adalah sebuah sekolah berbasis perikanan yang pertama ada di Indonesia bahkan mungkin di Asia tenggara. Pada jaman penjajahan Belanda, sekolah negeri yang khusus jurusan perikanan belum ada. Setelah pada jaman Jepang diadakan latihan-latihan pemuda antara lain : latihan Pemuda Pertanian, Latihan Pemuda Perikanan, Latihan Pemuda perikanan atau disebut juga “GYOMIN DOZO” dilaksanakan di Tegal, Rembang dan Batang, yang diutamakan bagi pemuda-pemuda yang bermukim di daerah pantai di seluruh pulau Jawa. Lama latihan adalah 3 (tiga) bulan dengan materi latihan meliputi dasar-dasar pelayaran dan perikanan. Bagi mereka yang telah selesai mengikuti latihan dikembalikan ke daerahnya masing-masing untuk dapat mengembangkan ilmu yang diperoleh, demikian seterusnya. Sesudah tahun 1950, beberapa murid yang ingin melanjutkan pendidikan kemudian mengusulkan kepada Kementerian Kemakmuran Pusat Jawatan Perikanan untuk memproses berdirinya Sekolah Khusus Perikanan (wikipedia.com). 
            Sekolah Usaha Perikanan Menengah (SUPM) Tegal sebagai unit pelaksana teknis Badan Pengembangan Sumberdaya Manusia Kelautan dan Perikanan, Departemen Kelautan dan Perikanan yang sekarang menjadi Kementerian Kelautan dan Perikanan menjawab kebutuhan tersebut melalui tugas pokok yakni menyelenggarakan pendidikan menengah kejuruan perikanan guna menghasilkan teknisi perikanan yang trampil, disiplin, bertanggung jawab, memiliki jiwa kewirausahaan serta mampu berperan aktif dalam pembangunan kelautan dan perikanan (blog, supm-tegal).
Alat yang membantu dalam proses kegiatan perikanan dan kelautan, terdapat bermacam-macam, salah satunya echosounder. Echosounder adalah alat untuk mengukur kedalaman air dengan mengirimkan tekanan gelombang dari permukaan kedasar air dan dicatat waktunya sampai echo kembali dari dasar air. Manfaat mengapa kita harus mempelajari echosounder karena dapat mengetahui daerah yang diduga mempunyai kelimpahan  atau  kepadatan ikan, memberikan informasi kepada nelayan setempat sekaligus mengevaluasi kinerja unit penangkapan yang digunakan sehingga dapat diharapkan hasil penanggkapan yang optimum, memberikan informasi kepada pelayaran agar terhindar dari bahaya-bahaya seperti kapal kandas dikarenakana dangkalnya suatu perairan, dapat mempermudah unit penelitian laut beserta sumber daya laut.
1.2.            Tujuan Praktikum
1.         Mengenal macam-macam alat akustik dan telemetri kelautan yang ada di SUPM Tegal.
2.         Mengetahui fungsi, cara kerja, dan aplikasi echosounder.


II. PEMBAHASAN
2.1.         Pengertian Echosounder
Echosounderadalah suatu alat untu mendeteksi keadaan bawah laut dengan menggunakan efek pantulan suara (echo) .
2.2.         Fungsi Echosounder
            Kegunaan dasar dari echosounder yaitu menetukan kedalaman suatu perairan dengan mengirimkan tekanan gelombang dari permukaan ke dasar air dan dicatat waktunya sampai echo kembali dari dasar air. Selain digunakan untuk melihat kedalaman, dapat juga digunakan untuk mengukur temperature, menghitung kecepatan arus.
2.3.         Cara kerja Echosounder
 Prinsip kerjanya, yaitu pada transmitter terdapat transducer yang berfungsi untuk merubah energy listrik menjadi suara. Kemudian suara yang dihasilkan dipancarkan dengan frekuansi tertentu. Suara ini dipancarkan melalui medium air yang mempunyai kecepatan rambat sebesar v = 1500 m/s. ketika suara ini mengenai objek, misalnya ikan maka suara ini akan dipantulkan sesuai dengan sifat gelombang yaitu gelombang ketika suatu penghalang dapat dipantulkan, diserap dan dibiaskan , maka hal yang sama pun terjadi pada gelombang ini.
Ketika gelombang mengenai objek maka sebagian energinya ada yang dipantulkan, dibiaskan ataupun diserap. Untuk gelombang yang dipantulkan energinya akan diterima oleh receiver. Besarnya energy yang diterima akan diolah dengan suatu program, kemuadian akan diperoleh keluaran (output) dari program tersebut. Hasil yang diterima berasal dari pengolaan data yang diperoleh dari penentuan selang waktu anatara pulasa yang dipancarkan dengan pulsa yang diterima. Dari hasil ini dapat diketahui jarak dari suatu objek yang deteksi.
Cara pemakaian echosounder :
1.      Memasang alat dan cek keadaan alat sebelum memulai pengambilan data
2.      Pastikan kabel single beam dan display sudah terpasang
3.      Pasang antenna, jika diperlukan input satelit GPS
4.      Masukan single beam kedalam air
5.      Set skala kedalaman yang ditampilkan display
6.      Set frekuensi yang akan digunakan 200 Hz untuk laut dangkal atau 50 Hz untuk laut dalam atau dual untuk menggunakan keduanya
7.      Set input data air yaitu salinitas, temperature, dan tekanan air.
8.      Pengambilan data
9.      Pemrosesan data





2.4.               Kelemahan dan Kelebihan Echosounder
Kelemahan dari echosounder adalah tidak dapat digunakan untuk deteksi ikan, hanya dapat digunakan bagi yang sudah berpengalaman, sehingga echosounder biasanya digunakan untuk kapal-kapal perang, kapal penumpang, dan kapal barang.
Echosounder memiliki beberapa kelebihan yaitu Akurasi pengelihatan kedalaman sebanyak 99%, dapat menggunakan batrai atau listrik, dapat melihat kedalaman air secara melingkar, melingkari dengan kapal dengan jangkauan 10 m.









DAFTAR PUSTAKA
www.scribid/laporan1-alat/doc.com diakses tanggal 11 Desember 2011 pukul 16.45 WIB
www.wikipedia.com diakses tanggal 11 Desember 2011 pukul 16.45 WIB
www.google.com diakses tanggal 11 Desember 2011 pukul 16.45 WIB















LAMPIRAN




Gambar 1. Echosounder
Gambar 2. Simulasi




Tidak ada komentar:

Posting Komentar